X
>

KTT Global Pertama Bahas Ancaman AI Dalam Dunia Militer

KTT Global Pertama Bahas Ancaman AI Dalam Dunia Militer

Perkembangan sistem kecerdasan buatan atau biasa juga disebut sebagai Artificial intelligence (AI) selama beberapa bulan terakhir tampaknya telah menimbulkan kekhawatiran yang berpotensi membahayakan masyarakat.

Hadirnya AI yang lebih smart diklaim selain bisa mengancam pekerjaan dan kreativitas manusia, tetapi penggunaan mesin pintar dalam peperangan dapat menimbulkan konsekuensi bencana.

Sebagai contoh, penggunaan AI dalam konflik militer, termasuk drone yang dipandu AI atau pesawat tempur Lockheed Martin yang bisa diterbangkan oleh kecerdasan buatan selama lebih dari 17 jam membuat kekhawatiran jika AI ternyata bakal mengambil keputusan sendiri alih-alih diperintah.

Baca juga : Steam Tambahkan Fitur LAN Untuk Transfer Game Ke Perangkat Lain

Untuk itulah, ada KTT global pertama yang disebut Responsible Artificial Intelligence in the Military Domain (REAIM). Ini diadakan minggu lalu dengan lebih dari 60 negara terlibat. Negara yang hadir bahkan menandatangani perjanjian untuk menempatkan penggunaan AI yang bertanggung jawab lebih tinggi dalam agenda politik.

Diselenggarakan bersama oleh Belanda dan Korea Selatan di Den Haag, konferensi REAIM dihadiri oleh perwakilan dari lebih dari 60 negara, termasuk Tiongkok. Para menteri, delegasi pemerintah, wadah pemikir, dan organisasi industri/sipil berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut. Rusia tidak diundang untuk ambil bagian, sedangkan Ukraina tidak hadir.

Seruan untuk bertindak yang ditandatangani oleh semua peserta selain Israel menegaskan bahwa negara-negara berkomitmen untuk mengembangkan dan menggunakan AI militer sesuai dengan “kewajiban hukum internasional dan dengan cara yang tidak merusak keamanan, stabilitas, dan akuntabilitas internasional.”

Hadirnya AI dalam militer bisa memberikan konsekuensi yang tidak diinginkan dari penggunaannya, risiko eskalasi, dan cara manusia perlu terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Terlepas dari manfaat besar yang bisa diambil, kecerdasan buatan juga bisa berpotensi membahayakan.

Beberapa peserta mencatat manfaat penggunaan AI dalam konflik, terutama di Ukraina, di mana pembelajaran mesin dan teknologi lainnya telah digunakan untuk menangkis agresor yang lebih besar dan lebih kuat.

“Bayangkan sebuah rudal menghantam gedung apartemen,” kata wakil perdana menteri Belanda Wopke Hoekstra. “Dalam sepersekian detik, AI dapat mendeteksi dampaknya dan menunjukkan di mana orang-orang yang selamat berada. Yang lebih mengesankan lagi, AI dapat mencegat misil tersebut sejak awal. Namun AI juga memiliki potensi untuk menghancurkan dalam hitungan detik.”

Comments

VIDEO TERBARU MURDOCKCRUZ :

Indra Setia Hidayat

Saya bisa disebut sebagai tech lover, gamer, a father of 2 son, dan hal terbaik dalam hidup saya bisa jadi saat membangun sebuah Rig. Jauh didalam benak saya, ada sebuah mimpi dan harapan, ketika situs ini memiliki perkembangan yang berarti di Indonesia atau bahkan di dunia. Tapi, jalan masih panjang, dan cerita masih berada di bagian awal. Twitter : @murdockcruz Email : murdockavenger@gmail.com